Selasa, 15 Mei 2012

(cerpen) cinta pertama



langkahku bergegas disore itu. tak sabar aku menagih janji ayahku untuk menghadiahiku sebuah jam tanggan baru.  pulang sekolah dengan tatapan sinis beberapa anak perempuan, dan tatapan kagum beberapa anak laki-laki. wajar  saja saat itu aku bergaul dengan ankak-anak yangg cukup berpengaruh dismpku.
"Pokoknya janggan smpe lo Re main sama mereka" .kata Iren seraya menunjuk kmpulan anak laki-laki yang duduk di sudut lapangan. aku hanya mentap mereka sekilas berlalu.
Sampai dirumah aku cukup kaget melhat beberapa perlangkapan kerja ayahku sudah tertata rapi di sbuah mobil bak. sampai didalam suasana tak seramah biasanya. harusnya saat ini ayah dan ibuku sedang sibuk membahas makanan untuk mkan malam. sampai dikamar kulhat ibuku duduk dengan kesal.
"Kenapa bu?"  Tanyaku.
seketika, tangis tumpah, rentetan cerita terungkp dari bibir ibuku.
ibu mencrtakan, kalau ayahku ditipu sahabatnya sendiri. blablabla. . intinya ayah bangkrut.
segera saja aku ikut menangis bersama ibuku. tak lama ayah masuk kekamar. ia duduk disampingku, mengusap kepalaku, dan brkata. 
"Gak apa apa" smbil tersenyum.
senyumnya sedkiit melegakanku.
bulan bulan selanjutnya kehidupanku berputar terbalik. 4bulan ini aku belum melunasi sppku. teman-temankupun sudah tidak pernah lagi menegur.tapi sudahlah aku memang tak pantas lagi bergaul dengan mereka, pikirku.
dan saat ini aku sedang sibuk mengantri di tata usha smpku. menyicil bayaranku karena hari ini adalah tes kenaikan kelas.
usahaku sia sia.tidak ada dispensasi sekolah. yang blum lunas,terpaksa mengerjakan dilpangan. dengan berpanas-panas ria. aku mengerjakan tugas ulanganku. bersama anak-anak yang sering dinilai gak banget oleh teman-temanku.
"Reinata. . .!" Panggil salah seorang dari mereka.
"Gue? " Ktaku sambil mengarahkan pensil kehidungku.
"Iya, lo lah. . ngapain lo ngerjain jauh jauh. . sini deket kita aja.." kata seorang anak perempuan yang bergabung dengan mereka Ika namanya.
akhirnya itu adalah awal aku menemukan sahabat baru.
bulan demi bulan berganti. princes Reinata mendadak  jadi preman sekolah. ya, walaupn nggak terlalu preman. akupun semakin akrab dengan teman-teman baruku.
siang ini aku sedang asik main dirumah Ika. temannya yang lain sedang sibuk bermain ps dan aku sibuk menatap langit.ditaman rumah Ika sambil duduk diayunan yang ada didepan rumahnya.
"Ngeliatin apa?" Kata Fajri kakak sepupu Ika.  penampilan biasa pada umumnya, tp tatapan mtanya. . Emmh. ini yang bkin klepek-klepek.
"Langit"jawabku singkat.
"Ada apa dilangit?"Tanya Fajri.
"Ada awan, ada langkt dan lain-lain lah pokoknya"jawabku asal.
"Oh. . ." katanya sambil menatap langit sekilas .  "kayaknya mau ujan deh" katanya lagi.
"Iya ni. . . Kayaknya, abis gelap gini".
"Eh. . katanya kalau tetes hujan yang pertama jatuh di wajah cewek dan cowok bareng tandanya jodoh" ktanya.
"masak?" Tanyaku. . semakin fokus menatap langit.
"Iya. . Beneran" katanya meyakinkan sambil terus menatap langit. 
aku menatapnya sekilas "dasar gombal " pikirku.tapi mengapa sejenak aku berfikir supaya tetes air hujan itu jatuh diwajahku saat ini dengan Fajri.
beberapa menit aku dan Fajri terdiam menatap langit. 
sampai tetesan hujan pertama jatuh dihidungku. segera aku menatapnya. kulihat ia sedang menghapus tetes air hujan dipipinya.
"Tuhkan, bareng rei.berarti lo jodoh gue!" Katanya tiba-tiba.
"Jah, enak aja jodoh tuh ditangan tuhan kak. lagian lo tau darimana hal aneh kaya gitu kak? "
"Gw baca dikomik.hahahaha. . "
"Ah, dasar. . . males ah disini szma orang aneh" kataku sambil berjalan masuk kedalam rumah Ika .
"Hahaha. . Re jangan marah dong. . gue bercanda. . tapi beneran gue berharap gitu. , Reinata!!" Ktanya smbil mgejarku.  tapi aku terus saja jalan menjauh karena terlamjur kesal.
beberapa minggu setelahnya. .aku resmi pacaran dengan kak Fajri. .
saat ini aku kelas 2smp dan sekarang aku sedang asik duduk disudut lapangan bersama teman-temankuku. 
"Re, liat tuh"kata Ajay sambil menunjuk teman-temanku dulu. 
"Knpa?" Tanyaku.
"Lo dulu nyebelin kaya gtu. . "  Kata cungkring menimpali.
"Ah, nggak kali gue kan yang paling diem dulu "elakku.
"iye,,, makanya kita masih mau nemenin lo" kata Ika.
aku juga kembali membayangkan dulu aku pasti sama genit dan sombomg sama seperti mereka. memang salah 1 dari mereka sering memerintahku agar aku menegakkan kepalaku saat berjalan, dan lain-lain. untung saat ini aku tak seperti itu lagi.
"O. . Iya, Ika kak Fajri gmana? " Tanyaku mengingat beberapa hari ini ia tidak menghubungiku.
"Cciiieeee-"seru teman-temanku kompak.
"Si Fajri lagi sakit Re"jawab ika.
"Sakit?. . Lo kok gak ngash tau gw? " kataku sedikit kesal.
"Gw lupa. . . Re, sori... " -jawab Ika enteng. 
pulang sekolah aku tak segera pulang.aku mampir dulu kerumah ika untuk menjenguk kak Fajri. sampai dirumahIka.ibu Yanti yaitu ibunda ika. segera menyambutku. aku dan keluarga Ika sudah cukup dekat.
"Ada calon bininya si Fajri ni"kata bu Yanti dengan logat betawi yang kental.
aku hany tersenyum tiap kali ia brkta seperti itu.
"Fajri mana mak?"Tanya Ika
"Masya Allah. . Tadi si Fajri dibawa kers" 
"Ke rs??"tanyaku sedikit panik.
"Iya, tadi dia muntah darah neng" jawab ibu yanti.
segera saja perasaanku jadi tak menentu. ingin segera aku melangkah ke rumah sakit. tapi ibu Yanti melarangku seblum aku shalat dan mkan siang.
setelah shalat dan makan siang aku segera berangkat kerumh sakit bersama Ika. .
sampai dirumah sakit ak dan ika segera masuk kekamar rawatnya. aku melihat  infus terpasang di tangan k Fajri, dan alat bantu nafas.aku lihat ia yang sedang tertidur. ak lihat ibu k Fajri juga duduk menemaninya. segera aku menyapanya dan mencium tanganya begitu juga Ika. cukup lama aku duduk dan berada dalam stuasi yg hening. sampai suster memanggil ibu Ina entah membicarakan apa, tak lama Ika dipanggil bu Ina.
"Jagain dulu ya re" pinta Ika smbil berlalu.
beberapa saat kulhat k fajri. lalu kualihkan pandanganku keluar.melihat org sibuk. sampai kurasakan tangan kak Fajri memegang tanganku.
" kenapa kak?apa yang sakit?" tanyaku panik.
iya tersenyum dan menggelengkan kepalanya "gak ada. ... , jangan bengong. . ntar kesambet"katanya sambil mengusap-usap kepalaku. 
aku mengambil tanganya, dan kuciumi beberapa saat lalu kugigit krena kesal. 
 "Masih aja tega ngegigit. .."Katanya sambil tersenyum.
"cepet sembuh ya kak" ucapku .
"Iya adek. ." Ktanya.  
 bebrapa kali ia menarik nafas panjang-panjang . aku tau pasti dadanya terasa sangat sesak. aku sering melakukan itu juga jika nafasku sesak.
"Dadanya, sakit kak?"Tanyaku.
"Dkit. . sesak. . . coba pegang. ." Pintanya.
kuarahkan tanganku didadanya kurasakan detak jantgnya . 
"Udah, nggak sakit lg" katanya dan tersenyum lagi.
beberapa hari kak  Fajri dirawat.hampir tiap hari aku menjenguknya. bahkan kini aku menjadi dekat sekali dengan ibunya. 
hari ini entah mengapa langkahku begitu berat untuk menuju rs. 
sesampainya dirs segera aku masuk kekamar rawat.kak Fajri sedang disuapi ibundanya.
"Eh Re dah datang" kata ibu Ani.
"Iya bu" kataku sambil mencium tangan ibu Anu dan kemudian mencium tangan kak Fajri.
"Ika mana?" tanya ibu Ani.
"Ika lagi latihan paskib jadi nggak bisa ikut" jawabku.
"Re tolong gantiin ibu dulu ya nyuapin. ibu, mau shalat, mandi sekalian makan" katanyasambil menyerahkan nampan makanan padaku. 
"Iya buk" kataku.
dan saat ini aku hanya berdua dengan kak Fajri.sambil menyuapinya. ku lihat kondisinya sudah lebih baik. tanpa kusadari dari tadi ia menatapku.

"Kenapa k? Ada yang salah?atau ada yang aneh?" tanyaku
"nggak, ada. . baru nyadar ternyata ade jelek" ledeknya.
"Ah. . jahad banget sih. ..."Kataku. .
"Iya, jelek. . jidatnya lebar, pesek, tembem"katanya sambil terus menatapku.
"Emmmmmh. jahatnya. . . k Fajri gitu. gara-gara  keseringan lihat suster yang cantik cantik  tuh". kataku sdkit kesal.
"Hehehe..., nggak lah dek kakak bercanda. . kakak sayang sama ade. ."katanya. 
cukup lama aku mengobrol dengannya. . menghabiskan waktu berdua.
"Dek, ingat gak kakak pernah ngomong apa aja sma ade"tanyanya.
-"nggak boleh mengjudge seseorang, percaya kalo sabar nggak ada batasny, selalu shalat, dan lain-lain" kataku.
"Alhamdulillah ade masih inget. ade harus slalu ingat.ok?"
"Ok kak. . "
"Dek. . kakak bisa minta 1x ini aja nggak?" 
"Apa k? " tayaku penasaran.
"Ade temenin kakak sampe nanti malam yaaa...kakak mohon" katanya dengan wajah melas.
"Tapi, ade takut diomelin ibu kak" kataku walaupun sebenarnya aku juga ingin tapi aku takut ibu dan ayahku marah.
kak Fajri terdiam sejenak.
"Ya, udah nggak apa apa" katanya lagi dengan tersenyum.
"Tapi besok ade pasti kesini"
Fajri trsenyum. .
Pagi-pagi Aku sedang asik menonton tv dengan adik-adikku.
Cungkring dan Ajay tiba-tiba datang kerumahku.
Dengan tergesa mereka memintaku berganti pakaian dan segera membawaku pergi.
"Jay, ada apa sih?" Tanyaku bingung.
Ajay tetap fokus dan menancap motornya semakin kencang.
Sampai disebuah gang yang sangat familiar.Degup jantungku semakin kencang.Kulihat bendera kuning berikbar lunglai. Ajay menyampirkan jaket hitamnya kepadaku. Semakin masuk aku semakin kenal daerah itu.
Kulihat tenda biru terpasang dan banyak orang berpakaian hitam disana.
Rumah Ika.Semakin kupercepat langkahku.Sampai diteras rumah. Ika menghampiriku Memelukku sambil menangis.
"Sabar ya Re"
"Kenapa si Ka?" Tanyaku yang masih sangat bingung.
Masuk kedalm kulihat jasad yang sepertinya aku kenal semakin kudekati aku lihat ibu Fajri menangis.Kuhampiri ia,Ku cium tangannya.Segera ia memelukku.Aku masih tak menangis sampai saat itu. . Bukan karena aku tak sedih tapi karena aku masih bigung dengan semuanya.
Aku bigung sangat bingung dalam pelukan ibu Ani aku memperhatikan jasad itu dan itu memang kak Fajri.Aku berusaha tetap tenan  pelan-pelanku lepaskan pelukan ibu Ani. Kupandang ia sambil tersenyum dan kuhapus air matany.Setelah itu aku duduk mendekati teman-temanku.Sampai saat itu aku masih tidak menangis.Bukan karena aku kuat Justru saat itu aku merasa sangat rapuh.Kuikuti semua prosesi pemakaman.Aku tak juga menangis.Tak juga mampu bicara.Jujur, akupun bingung mengapa aku seperti itu.
Sampai tman-temanku mengantarku pulang.Aku hanya diam dikamar seharian. Aku memang tak menangis dhari itu.Tapi aku menangis keesokan harinya,hingga hari ini.
Penyeslan trbesarku mengapa aku tidak mengiyakan permintaan kak Fajri dihari itu untuk menemaninya??
Bodoh, aku memang bodoh.
Dan penyesalan selalu terjadi diakhir.
Dan sesudahnya aku selalu menanti hujan.Karena aku percaya saat hujan kau ada dan aku akan berkata bahwa aku selalu mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar